Turbine flow meter berguna untuk pengukuran aliran total volumetrik dan/atau laju aliran yang memiliki prinsip kerja yang relatif sederhana.
Saat likuid mengalir melalui meteran turbin, maka fluida akan menggerakkan bilah turbin yang bebas berputar pada sumbu tengah rumah turbin.
Kecepatan sudut (rotasi) dari rotor turbin akan sesuai dengan kecepatan cairan yang mengalir lewat turbin. Oleh karena itu, output kemudian dapat diambil oleh pickoff listrik yang terpasang pada badan flow meter.
Pengukur aliran turbin adalah alat untuk mengukur laju aliran volumetrik gas atau cairan yang melewati pipa per satuan waktu.
Selanjutnya, skema sederhana dari flow meter tersebut terdiri dari 3 bagian utama:
Turbin terdiri dari poros, yang terpasang di pipa dan impeller. Impeller ini biasanya berbentuk semacam roda multi-bilah.
Roda tersebut melekat pada poros yang berputar pada sebuah sumbu yang dapat Anda sebut bantalan.
Lebih daripada itu, setiap bilah memiliki kutub magnet di ujungnya. Sehingga pada akhirnya, semua bagian ini membentuk rotor (bagian yang bergerak) dari turbin.
Ada dua jenis utama instalasi menurut teknologi aliran: aksial dan tangensial.
Pada tipe aksial, aliran mengarah sejajar dengan sumbu poros, sedangkan pada tipe tangensial mengalir di sekitar keliling.
Bahan rotor dan bantalan pada turbine flow meter sendiri sangat tergantung pada jenis media dan akurasi yang Anda perlukan.
Selanjutnya, sistem sensor pickup terdiri dari kumparan induksi dan pemancar sinyal. Kumparan induksi ini berfungsi untuk menghasilkan impuls listrik dalam proporsi langsung dengan kecepatan rotor dan mentransfernya ke alat perekam.
Namun, terkadang perangkat juga memiliki dua kumparan induksi untuk melakukan pengukuran aliran maju dan mundur. Namun, Anda perlu memahami bahwa kumparan induksi hanya mendeteksi perubahan medan magnet.
Lapisan luar dari pengukur aliran turbin umumnya terbuat dari baja cor non-magnetik (atau aluminium atau bahkan plastik) dan berisi sensor pengukur dan rotor. Oleh karena itu, turbine flow meter biasanya memiliki ketahanan tinggi di dalam maupun di luar ruangan.
Anda dapat memasang alat ini dengan cara pemasangan yang paling populer yaitu metode penggabungan flens dan pipa.
Namun, Anda perlu memperhatikan detail penting dalam instalasi termasuk cara meluruskan baling-baling.
Untuk melakukan ini, Anda perlu menggunakan sebuah pelat khusus yang terpasang paralel dengan arah gerakan medium.
Tujuan pemasangan pelat ini adalah untuk mendistribusikan aliran fluida secara merata di semua bilah.
Selanjutnya, Anda juga perlu memasang stabilisator mekanis pada struktur untuk menghindari turbulensi.
Turbine Flow Meter biasanya dapat Anda pasang pada pipa vertikal dan horizontal. Pada bagian housing-nya, Anda akan melihat tanda panah yang menunjukkan arah aliran.
Perhatikanlah! Panjang penampang lurus sebelum perangkat turbin tunggal harus minimal 10 kali diameter pipa. Anda juga dapat memasang turbin ganda pada bagian lurus dengan jarak yang lebih pendek.
Pada pipa vertikal, Anda bisa mendapatkan hasil terbaik dengan cara memasang flow meter dengan mengarahkan aliran fluida dari atas ke bawah. Dalam hal ini, gelembung udara yang secara tidak sengaja memasuki perangkat akan dengan cepat hilang sehingga pengukuran dapat berjalan lancar.
Namun, jika perangkat perlu bekerja pada media atau cairan yang terkontaminasi, maka kami sarankan agar Anda memasang filter tambahan untuk menghindari kerusakan struktur oleh partikel padat.
Reinhard Woltman adalah orang yang pertama kali menemukan pengukur aliran turbin aksial. Perangkat ini merupakan pengukur aliran yang akurat dan andal untuk cairan dan gas.
Terdiri dari tabung aliran dengan koneksi ujung dan rotor multi-bilah magnetik (impeller), Anda dapat memasang alat ini di dalam aliran fluida sejalan dengan arusnya.
Awalnya, poros yang bertumpu pada penyanggalah yang bertugas mendukung kinerja rotor. Namun, sekarang, Anda sudah dapat menemukan pengukur aliran turbin yang memiliki proses otomatis sehingga dapat bertindak sebagai pelurus aliran.
Tujuannya adalah untuk menstabilkan aliran, dan meminimalkan efek negatif turbulensi. Turbine flow meter juga memiliki bantalan terbuka yang unik. Bagian ini memungkinkan perpanjangan masa pakai pada flow meter itu sendiri.
Kegunaan paling mendasar dari turbin flow meter adalah untuk mengukur laju aliran volumetrik melalui analisis kecepatan aliran.
Prinsip ini bekerja dengan melakukan pelacakan kecepatan putaran rotor multi-bilah.
Jadi, bagaimana cara kerja Turbine Flow Meter? Berikut ini adalah skema prinsip kerja Turbine Flow Meter.
Metode kerja Turbine Flow Meter sebenarnya sangat mirip dengan sepeda. Hal yang utama untuk Anda pahami adalah semakin cepat Anda mengayuh maka semakin cepat juga roda bergerak. Demikian pula pada flow meter, aliran cairan atau gas bertindak sebagai penggerak dan rotor turbin seperti kaki Anda pada roda sepeda.
Mari kita jelaskan bagaimana Turbine Flow Meter bekerja secara rinci.
Pertama-tama, air atau gas mengalir dari pipa ke bagian dengan turbin. Kemudian, baling-baling akan memisahkan aliran utama menjadi pancaran dan mengarahkannya langsung ke bilah.
Selanjutnya, energi mekanik mendorong permukaan bilah dan membuatnya berputar.
Semakin besar volume zat yang melewati pipa maka semakin banyak hasil energi mekaniknya, sehingga kecepatan sudut (putaran) pun menjadi semakin tinggi.
Pada bilah-bilah dengan magnet rotor terhubung dengan sensor listrik. Oleh karena itu, pada kecepatan tertentu putaran akan menyebabkan perubahan medan magnet.
Jika perangkat memiliki koil induksi, maka gelombang listrik akan diinduksi di dalamnya. Namun jika sensor Hall dipasang, maka sensor hanya akan menangkap perubahan itu. Metode ini sangatlah mirip dengan flow meter magnetik.
Nilai dari frekuensi putaran pun kemudian dipantau dan dikirim ke pemancar. Ingat! Frekuensi tersebut berbanding lurus dengan kecepatan aliran.
Berikut ini adalah rumus perhitungan hasil Turbine Flow Meter:
F= k * Q |
F: Indikator yang menampilkan berapa banyak putaran yang terdeteksi sensor pickup per menit atau detik
Q: Aliran volumetrik (m³, galon, liter / s)
k: Koefisien khusus, misalnya, jumlah putaran per m³.
Setelah proses perhitungan selesai maka selanjutnya pemancar menganalisis data dan mengubahnya menjadi sinyal analog atau digital.
Faktor K adalah koefisien kunci yang menampilkan jumlah pulse per satuan volume atau massa medium. Nilai konstan ini mencakup karakteristik utama zat dan pipa (viskositas, suhu, diameter, dll.)
Anda tentu saja akan membutuhkan faktor K untuk tampilan nilai yang benar dalam sistem pengukuran.
Oleh karena itulah, koefisien ini biasanya tertera dalam sertifikat produk.
Kalibrasi perangkat dapat Anda lakukan di atas air.
Jika perangkat akan Anda gunakan dalam media kental (2-300 cSt, centistokes), maka Anda harus melakukan kalibrasi di cairan yang memiliki sifat mirip dengan media kerja.
Oleh karena itulah, setiap tujuan dan media memiliki faktor K-nya sendiri.
Terkadang, produsen menambahkan grafik viskositas universal yang sudah jadi untuk kalibrasi ke kit peralatannya. Dengan menggunakannya, Anda dapat dengan cepat menentukan faktor K yang sudah dihitung untuk zat yang berbeda.
Setiap perangkat tentu memiliki keunggulan dan kelemahannya sendiri. Oleh karena itu, mari kita bahas sedikit mengenai apa saja pros dan cons dari turbine flow meter.
Pada saat ini, sebesar 10% pengguna flow meter memilih tipe turbin. Pasalnya, perangkat ini dapat berfungsi dengan baik ketika mengukur:
Anda dapat menggunakan perangkat ini dalam aplikasi sanitasi, seperti distribusi air dan air limbah, sistem injeksi, pembuangan sumur, produksi listrik, dan kegunaan lainnya. Terlebih lagi, alat ini memang berguna dalam berbagai pengaturan industri.
Meskipun memiliki beberapa kelemahan yang signifikan, pengguna memilih turbine flow meter karena harganya yang cukup terjangkau dan pemasangan yang mudah. Terlebih lagi, perangkat yang satu ini juga bebas dari biaya maintenance yang berlebihan.
Meteran turbin akan mengalami penurunan akurasi saat mengukur aliran yang lamban. Pasalnya, fluida yang bergerak lambat biasanya memiliki tingkat kepadatan yang dapat berpengaruh pada kinerja rotor.
Oleh karena itu, Anda perlu memastikan bahwa flow meter jenis ini beroperasi pada sedikitnya 5% dari flow maksimal yang tertera.
Lebih daripada itu, kami menyarankan agar Anda tidak menggunakan perangkat ini pada kondisi high velocity. Terlebih lagi, velositas tinggi dapat menjadi penyebab utama kerusakan pada Turbine Flow Meter.
Yang paling penting, Anda harus ingat untuk melakukan perawatan berkala pada perangkat. Pasalnya, perangkat yang terawat tentu saja dapat tahan lama dan memiliki kinerja yang akurat.
Saat ini sangat penting bagi pembeli untuk memilih peralatan yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Oleh karena itu, Anda harus berinvestasi hanya pada perusahaan penyedia flow meter terpercaya seperti Ferindo.
Ferindo memiliki pengalaman bertahun-tahun sebagai pemasok flow meter pada berbagai perusahaan terkemuka. Jadi, jangan ragu lagi! Dapatkan turbine flow meter dengan kualitas terbaik hanya di Ferindo!